Thursday, June 04, 2009

Penjelasan Mengenai Hukum Facebook, Haramkah??

Bincang-Bincang Tentang Hukum Facebook

Muhammad Abduh Tuasikal

Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in.

Para pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah Ta’ala. Belakangan ini di antara kita pernah mendengar fatwa haramnya Facebook, sebuah layanan pertemanan di dunia maya yang hampir serupa dengan Friendster dan layanan pertemanan lainnya. Banyak yang bingung dalam menyikapi fatwa semacam ini. Namun, bagi orang yang diberi anugerah ilmu oleh Allah tentu tidak akan bingung mengenai fatwa tersebut.

Dalam tulisan yang singkat ini, dengan izin dan pertolongan Allah kami akan membahas tema yang cukup menarik ini, yang sempat membuat sebagian orang kaget. Tetapi sebelumnya, ada beberapa preface yang akan kami kemukakan.Semoga Allah memudahkannya.

Dua Kaedah yang Mesti Diperhatikan

Saudaraku, yang semoga selalu mendapatkan taufik dan hidayah Allah Ta’ala. Dari hasil penelitian dari Al Qur’an dan As Sunnah, para ulama membuat dua kaedah ushul fiqih berikut ini:

Hukum asal untuk perkara ibadah adalah terlarang dan tidaklah disyari’atkan sampai Allah dan Rasul-Nya mensyari’atkan.

Sebaliknya, hukum asal untuk perkara ‘aadat (non ibadah) adalah dibolehkan dan tidak diharamkan sampai Allah dan Rasul-Nya melarangnya.

Apa yang dimaksud dua kaedah di atas?

Untuk kaedah pertama yaitu hukum asal setiap perkara ibadah adalah terlarang sampai ada dalil yang mensyariatkannya. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa ibadah adalah sesuatu yang diperintahkan atau dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang memerintahkan atau menganjurkan suatu amalan yang tidak ditunjukkan oleh Al Qur’an dan hadits, maka orang seperti ini berarti telah mengada-ada dalam beragama (baca: berbuat bid’ah). Amalan yang dilakukan oleh orang semacam ini pun tertolak karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718)

Namun, untuk perkara ‘aadat (non ibadah) seperti makanan, minuman, pakaian, pekerjaan, dan mu’amalat, hukum asalnya adalah diperbolehkan kecuali jika ada dalil yang mengharamkannya. Dalil untuk kaedah kedua ini adalah firman Allah Ta’ala,

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu”. (QS. Al Baqarah: 29).

Maksudnya, adalah Allah menciptakan segala yang ada di muka bumi ini untuk dimanfaatkan. Itu berarti diperbolehkan selama tidak dilarangkan oleh syari’at dan tidak mendatangkan bahaya.

Allah Ta’ala juga berfirman,

“Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat .” Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS. Al A’raaf: 32).

Dalam ayat ini, Allah Ta’ala mengingkari siapa saja yang mengharamkan makanan, minuman, pakaian, dan semacamnya.

Jadi, jika ada yang menanyakan mengenai hukum makanan “tahu”? Apa hukumnya? Maka jawabannya adalah “tahu” itu halal dan diperbolehkan.

Jika ada yang menanyakan lagi mengenai hukum minuman “Coca-cola”? Apa hukumnya? Maka jawabannya juga sama yaitu halal dan diperbolehkan.

Begitu pula jika ada yang menanyakan mengenai jual beli laptop? Apa hukumnya? Jawabannya adalah halal dan diperbolehkan.

Jadi, untuk perkara non ibadah seperti tadi, hukum asalnya adalah halal dan diperbolehkan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Makan bangkai menjadi haram, karena dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Begitu pula pakaian sutra bagi laki-laki diharamkan karena ada dalil yang menunjukkan demikian. Namun asalnya untuk perkara non ibadah adalah halal dan diperbolehkan.

Oleh karena itu, jika ada yang menanyakan pada kami bagaimana hukum Facebook? Maka kami jawab bahwa hukum asal Facebook adalah sebagaimana handphone, email, blog, internet, radio, dan alat-alat teknologi lainnya yaitu sama-sama mubah dan diperbolehkan.

Hukum Sarana sama dengan Hukum Tujuan

Perkara mubah (yang dibolehkan) itu ada dua macam. Ada perkara mubah yang dibolehkan dilihat dari dzatnya dan ada pula perkara mubah yang menjadi wasilah (perantara) kepada sesuatu yang diperintahkan atau sesuatu yang dilarang.

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di –rahimahullah- mengatakan,

“Perkara mubah dibolehkan dan diizinkan oleh syari’at untuk dilakukan. Namun, perkara mubah itu dapat pula mengantarkan kepada hal-hal yang baik maka dia dikelompokkan dalam hal-hal yang diperintahkan. Perkara mubah terkadang pula mengantarkan pada hal yang jelek, maka dia dikelompokkan dalam hal-hal yang dilarang.

Inilah landasan yang harus diketahui setiap muslim bahwa hukum sarana sama dengan hukum tujuan (al wasa-il laha hukmul maqhosid).”

Maksud perkataan beliau di atas:

Apabila perkara mubah tersebut mengantarkan pada kebaikan, maka perkara mubah tersebut diperintahkan, baik dengan perintah yang wajib atau pun yang sunnah. Orang yang melakukan mubah seperti ini akan diberi ganjaran sesuai dengan niatnya.

Misalnya : Tidur adalah suatu hal yang mubah. Namun, jika tidur itu bisa membantu dalam melakukan ketaatan pada Allah atau bisa membantu dalam mencari rizki, maka tidur tersebut menjadi mustahab (dianjurkan/disunnahkan) dan akan diberi ganjaran jika diniatkan untuk mendapatkan ganjaran di sisi Allah.

Begitu pula jika perkara mubah dapat mengantarkan pada sesuatu yang dilarang, maka hukumnya pun menjadi terlarang, baik dengan larangan haram maupun makruh.

Misalnya : Terlarang menjual barang yang sebenarnya mubah namun nantinya akan digunakan untuk maksiat. Seperti menjual anggur untuk dijadikan khomr.

Contoh lainnya adalah makan dan minum dari yang thoyib dan mubah, namun secara berlebihan sampai merusak sistem pencernaan, maka ini sebaiknya ditinggalkan (makruh).

Bersenda gurau atau guyon juga asalnya adalah mubah. Sebagian ulama mengatakan, “Canda itu bagaikan garam untuk makanan. Jika terlalu banyak tidak enak, terlalu sedikit juga tidak enak.” Jadi, jika guyon tersebut sampai melalaikan dari perkara yang wajib seperti shalat atau mengganggu orang lain, maka guyon seperti ini menjadi terlarang.

Oleh karena itu, jika sudah ditetapkan hukum pada tujuan, maka sarana (perantara) menuju tujuan tadi akan memiliki hukum yang sama. Perantara pada sesuatu yang diperintahkan, maka perantara tersebut diperintahkan. Begitu pula perantara pada sesuatu yang dilarang, maka perantara tersebut dilarang pula. Misalnya tujuan tersebut wajib, maka sarana yang mengantarkan kepada yang wajib ini ikut menjadi wajib.

Contohnya : Menunaikan shalat lima waktu adalah sebagai tujuan. Dan berjalan ke tempat shalat (masjid) adalah wasilah (perantara). Maka karena tujuan tadi wajib, maka wasilah di sini juga ikut menjadi wajib. Ini berlaku untuk perkara sunnah dan seterusnya.

Intinya, Hukum Facebook adalah Tergantung Pemanfaatannya

Jadi intinya, hukum facebook adalah tergantung pemanfaatannya. Kalau pemanfaatannya adalah untuk perkara yang sia-sia dan tidak bermanfaat, maka facebook pun bernilai sia-sia dan hanya membuang-buang waktu. Begitu pula jika facebook digunakan untuk perkara yang haram, maka hukumnya pun menjadi haram. Hal ini semua termasuk dalam kaedah “al wasa-il laha hukmul maqhosid (hukum sarana sama dengan hukum tujuan).” Di bawah kaedah ini terdapat kaedah derivat atau turunan yaitu:

1. Maa laa yatimmul wajibu illah bihi fa huwa wajib (Suatu yang wajib yang tidak sempurna kecuali dengan sarana ini, maka sarana ini menjadi wajib)

2. Maa laa yatimmul masnun illah bihi fa huwa masnun (Suatu yang sunnah yang tidak sempurna kecuali dengan sarana ini, maka sarana ini menjadi sunnah)

3. Maa yatawaqqoful haromu ‘alaihi fa huwa haromun (Suatu yang bisa menyebabkan terjerumus pada yang haram, maka sarana menuju yang haram tersebut menjadi haram)

4. Wasail makruh makruhatun (Perantara kepada perkara yang makruh juga dinilah makruh)

Maka lihatlah kaedah derivat yang ketiga di atas. Intinya, jika facebook digunakan untuk yang haram dan sia-sia, maka facebook menjadi haram dan terlarang.

Kita dapat melihat bahwa tidak sedikit di antara pengguna facebook yang melakukan hubungan gelap di luar nikah di dunia maya. Padahal lawan jenis yang diajak berhubungan bukanlah mahram dan bukan istri. Sungguh, banyak terjadi perselingkuhan karena kasus semacam ini. Jika memang facebook banyak digunakan untuk tujuan-tujuan seperti ini, maka sungguh kami katakan, “Hukum facebook sebagaimana hukum pemanfaatannya. Kalau dimanfaatkan untuk yang haram, maka facebook pun menjadi haram.”

Waktu yang Sia-sia Di Depan Facebook

Saudaraku, inilah yang kami ingatkan untuk para pengguna facebook. Ingatlah waktumu! Kebanyakan orang betah berjam-jam di depan facebook, bisa sampai 5 jam bahkan seharian, namun mereka begitu tidak betah di depan Al Qur’an dan majelis ilmu. Sungguh, ini yang kami sayangkan bagi saudara-saudaraku yang begitu gandrung dengan facebook. Oleh karena itu, sadarlah!!

Semoga beberapa nasehat ulama kembali menyadarkanmu tentang waktu dan hidupmu.

Imam Asy Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan,

“Aku pernah bersama dengan seorang sufi. Aku tidaklah mendapatkan pelajaran darinya selain dua hal. Pertama, dia mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu.”

Lanjutan dari perkataan Imam Asy Syafi’i di atas,

“Kemudian orang sufi tersebut menyebutkan perkataan lain: Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil).” (Al Jawabul Kafi, 109, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah)

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,

“Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi dan penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung). Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak.”

Ingatlah … kematian lebih layak bagi orang yang menyia-nyiakan waktu.

Ibnul Qayyim mengatakan perkataan selanjutnya yang sangat menyentuh qolbu,

“Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan, maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya.” (Al Jawabul Kafi, 109)

Marilah Memanfaatkan Facebook untuk Dakwah

Inilah pemanfaatan yang paling baik yaitu facebook dimanfaatkan untuk dakwah. Betapa banyak orang yang senang dikirimi pesan nasehat agama yang dibaca di inbox, note atau melalui link mereka. Banyak yang sadar dan kembali kepada jalan kebenaran karena membaca nasehat-nasehat tersebut.

Jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain apalagi dalam masalah agama yang dapat mendatangkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Dari Jabir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling memberikan manfaat bagi orang lain.” (Al Jaami’ Ash Shogir, no. 11608)

Dari Abu Mas’ud Al Anshori, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa memberi petunjuk pada orang lain, maka dia mendapat ganjaran sebagaimana ganjaran orang yang melakukannya.” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

“Jika Allah memberikan hidayah kepada seseorang melalui perantaraanmu maka itu lebih baik bagimu daripada mendapatkan unta merah (harta yang paling berharga orang Arab saat itu).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Lihatlah saudaraku, bagaimana jika tulisan kita dalam note, status, atau link di facebook dibaca oleh 5, 10 bahkan ratusan orang, lalu mereka amalkan, betapa banyak pahala yang kita peroleh. Jadi, facebook jika dimanfaatkan untuk dakwah semacam ini, sungguh sangat bermanfaat.

Penutup: Nasehat bagi Para Pengguna Facebook

Faedah dari perkataan Imam Asy Syafi’i:

“Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil)”.(Al Jawabul Kafi, 109)

Kami hanya bisa berdoa kepada Allah, semoga Allah memberikan taufik dan hidayah bagi orang yang membaca tulisan ini. Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk memanfaatkan waktu dengan baik, dalam hal-hal yang bermanfaat.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Rujukan:

Al Jawabul Kafi, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah

Al Qowa’id wal Ushul Al Jaami’ah, Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, Darul Wathon Lin Nasyr

Jam’ul Mahshul fi Syarhi Risalah Ibni Sya’di fil Ushul, Abdullah bin Sholeh Al Fauzan, Dar Al Muslim

Risalah Lathifah, Abdurrahman bin Nashir As Sa’di

Friday, May 23, 2008

Gay, Lesbian, Homoseksual

DOSA-DOSA HOMOSEKSUAL

Homoseksual adalah sejelek-jelek perbuatan keji yang tidak layak dilakukan oleh manusia normal. Allah telah menciptakan manusia terdiri dari laki-laki dan perempuan, dan menjadikan perempuan sebagai tempat laki-laki menyalurkan nafsu bilogisnya, dan demikian sebaliknya.


Sedangkan prilaku homoseksual –semoga Allah melindungi kita darinya- keluar dari makna tersebut dan merupakan bentuk perlawanan terhadap tabiat yang telah Allah ciptakan itu.

Prilaku homoseksual merupakan kerusakan yang amat parah. Padanya terdapat unsur-unsur kekejian dan dosa perzinaan, bahkan lebih parah dan keji daripada perzinaan.Aib wanita yang berzina tidaklah seperti aib laki-laki yang melakukan homoseksual. Kebencian dan rasa jijik kita terhadap orang yang berbuat zina tidak lebih berat daripada kebencian dan rasa jijik kita terhadap orang yang melakukan homoseksual. Sebabnya adalah meskipun zina menyelisihi syariat, akan tetapi zina tidak menyelisihi tabiat yang telah Allah ciptakan (di antara laki-laki dan perempuan).

Sedangkan homosek menyelisihi syariat dan tabiat sekaligus.Para alim ulama telah sepakat tentang keharaman homoseksual.

Allah Subhanahu wa Ta’ala dan rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mencela dan menghina para pelakunya.“Artinya : Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya. ‘Mengapa kalian mengerjakan perbuatan fahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelum kalian? ‘Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kalian ini adalah kaum yang melampui batas” [Al-A’raf : 80-81]


Dalam kisah kaum Nabi Luth ini tampak jelas penyimpangan mereka dari fitrah. Sampai-sampai ketika menjawab perkataan mereka, Nabi Luth mengatakan bahwa perbuatan mereka belum pernah dilakukan oleh kaum sebelumnya.


BESARNYA DOSA HOMOSEKSUAL SERTA KEKEJIAN DAN KEJELEKANNYA

Kekejian dan kejelekan perilaku homoseksual telah mencapai puncak keburukan, sampai-sampai hewan pun menolaknya. Hampir-hampir kita tidak mendapatkan seekor hewan jantan pun yang mengawini hewan jantan lain.

Akan tetapi keanehan itu justru terdapat pada manusia yang telah rusak akalnya dan menggunakan akal tersebut untuk berbuat kejelekan.

Dalam Al-Qur’an Allah menyebut zina dengan kata faahisyah (tanpa alif lam), sedangkan homoseksual dengan al-faahisyah (dengan alif lam), (jka ditinjau dari bahsa Arab) tentunya perbedaan dua kta tersebut sangat besar. Kata faahisyah tanpa alif dan lam dalam bentuk nakirah yang dipakai untuk makna perzinaan menunjukkan bahwa zina merupakan salah satu perbuatan keji dari sekian banyak perbuatan keji.

Akan tetapi, untuk perbuatan homoseksual dipakai kata al-faahisyah dengan alif dan lam yang menunjukkan bahwa perbuatan itu mencakup kekejian seluruh perbuatan keji.

Maka dari itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.“Artinya : Mengapa kalian mengerjakan perbuatan faahisyah itu yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelum kalian” [Al-A’raf : 80]

Maknanya, kalian telah mengerjakan perbuatan yang kejelekan dan kekejiannya telah dikukuhkan oleh semua manusia.

Sementara itu, dalam masalah zina, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.“Artinya : Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu faahisyah (perbuatan yang keji) dan suatu jalan yang buruk” [Al-Isra : 32]

Ayat ini menerangkan bahwa zina adalah salah satu perbuatan keji, sedangkan ayat sebelumnya menerangkan bahwa perbuatan homoseksual mencakup kekejian.

Zina dilakukan oleh laki-laki dan perempuan karena secara fitrah di antara laki-laki dan perempuan terdapat kecenderungan antara satu sama lain, yang oleh Islam kecenderungan itu dibimbing dan diberi batasan-batasan syariat serta cara-cara penyaluran yang sebenarnya.

Oleh karena itu, Islam menghalalkan nikah dan mengharamkan zina serta memeranginya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.“Artinya : Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas” [Al-Mukminun : 5-7]

Jadi, hubungan apapun antara laki-laki dan perempuan di luar batasan syariat dinamakan zina. Maka dari itu hubungan antara laki-laki dan perempuan merupakan panggilan fitrah keduanya, adapun penyalurannya bisa dengan cara yang halal, bisa pula dengan yang haram.

Akan tetapi, jika hal itu dilakukan antara laki-laki dengan laki-laki atau perempuan dengan perempuan, maka sama sekali tidak ada hubungannya dengan fitrah. Islam tidak menghalalkannya sama sekali karena pada insting dan fitrah manusia tidak terdapat kecenderungan seks laki-laki kepada laki-laki atau perempuan kepada perempuan.

Sehingga jika hal itu terjadi, berarti telah keluar dari batas-batas fitrah dan tabiat manusia, yang selanjutnya melanggar hukum-hukum Allah.“Artinya : Yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelum kalian” [Al-A’raf : 80]

Mujtahid berkata : “Orang yang melakukan perbuatan homoseksual meskipun dia mandi dengan setiap tetesan air dari langit dan bumi masih tetap najis”.

Fudhail Ibnu Iyadh berkata : “Andaikan pelaku homoseksual mandi dengan setiap tetesan air langit maka dia akan menjumpai Allah dalam keadaan tidak suci”.

Artinya, air tersebut tidak bisa menghilangkan dosa homoseksual yang sangat besar yang menjauhkan antara dia dengan Rabbnya. Hal ini menunjukkan betapa mengerikannya dosa perbuatan tersebut.

Amr bin Dinar berkata menafsirkan ayat diatas : “Tidaklah sesama laki-laki saling meniduri melainkan termasuk kaum Nabi Luth”.

Al-Walid bin Abdul Malik berkata : “Seandainya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menceritakan kepada kita berita tentang kaum Nabi luth, maka aku tidak pernah berfikir kalau ada laki-laki yang menggauli laki-laki”.

Maka sungguh menakjubkan manakala kita melihat kebiasaan yang sangat jelek dari kaum Nabi Luth ini –yang telah Allah binasakan- tersebar diantara manusia, padahal kebiasaan itu hampir-hampir tidak terdapat pada hewan. Kita tidak akan mendatapkan seekor hewan jantan pun yang menggauli hewan jantan lainnya kecuali sedikit dan jarang sekali, seperti keledai.

Maka itulah arti dari firman Allah berikut.“Artinya : Sesungguhnya kalian mendatangi laki-laki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas” [Al-A’raf :81]

Allah mengatakan kepada mereka bahwa sesungguhnya perbuatan keji itu belum pernah dilakukan oleh siapapun di muka bumi ini, dan itu mencakup manusia dan hewan.Apabila seorang manusia cenderung menyalurkan syahwatnya dengan cara yang hewan saja enggan melakukannya, maka kita bisa tahu bagaimana kondisi kejiwaan manusia itu.

Bukankah ini merupakan musibah yang paling besar yang menurunkan derajat manusia dibawah derajat hewan?!Maksud dari penjelasan di atas adalah sebagai berikut.

Pertama : Jika penyakit ini tersebar di tengah umat manusia, maka keturunan manusia itu akan punah karena laki-laki sudah tidak membutuhkan wanita. Populasi manusia akan semakin berkurang secara berangsur.

Kedua :Pelaku homoseksual tidak mau menyalurkan nafsu biologisnya kepada perempuan. Jika dia telah beristeri, maka dia akan mengabaikan isterinya dan menjadikannya pemuas orang-orang yang rusak. Dan jika dia masih bujangan, maka dia tidak akan berfikir untuk menikah. Sehingga, apabila homosek ini telah merata dalam sebuah kelompok masyarakat, maka kaum laki-lakinya tidak akan lagi merasa membutuhkan perempuan. Akibatnya, tersia-siakanlah kaum wanita. Mereka tidak mendapatkan tempat berlindung dan tidak mendapatkan orang yang mengasihi kelemahan mereka. Disinilah letak bahaya sosial homoseksual yang berkepanjangan.

Ketiga : Pelaku homoseksual tidak peduli dengan kerusakan akhlak yang ada disekitarnya.


CIRI-CIRI KAUM HOMOSEKS

[1]. Fitrah dan tabiat mereka terbalik dan berubah dari fitrah yang telah Allah ciptakan pada pria, yaitu kehendak kepada wanita bukan kepada laki-laki.

[2]. Mereka mendapatkan kelezatan dan kebahagian apabila mereka dapat melampiaskan syahwat mereka pada tempat-tempat yang najis dan kotor dan melepaskan air kehidupan (mani) di situ.

[3]. Rasa malu, tabiat, dan kejantanan mereka lebih rendah daripada hewan.

[4]. Pikiran dan ambisi mereka setiap saat selalu terfokus kepada perbuatan keji itu karena laki-laki senantiasa ada di hadapan mereka di setiap waktu. Apabila mereka melihat salah seorang di antaranya, baik anak kecil, pemuda atau orang yang sudah berumur, maka mereka akan menginginkannya baik sebagai objek ataupun pelaku.

[5]. Rasa malu mereka kecil. Mereka tidak malu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala juga kepada makhlukNya. Tidak ada kebaikan yang diharapkan dari mereka.

[6]. Mereka tidak tampak kuat dan jantan. Mereka lemah di hadapan setiap laki-laki karena merasa butuh kepadanya.

[7]. Allah mensifati mereka sebagai orang fasik dan pelaku kejelekan ; “Dan kepada Luth, Kami telah berikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami selamatkan dia dari (azab yang telah menimpa penduduk) kota yang mengerjakan perbuatan keji. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik” [Al-Anbiya : 74]

[8]. Mereka disebut juga sebagai orang-orang yang melampui batas : “Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kalian ini adalah kaum yang melapaui batas” [Al-A’raf : 81]. Artinya, mereka melampaui batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh Allah.

[9]. Allah menamakan mereka sebagai kaum perusak dan orang yang zhalim :”Luth berdo’a. ‘Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu’. Dan tatkala utusan Kami (para malaikat) datang kepada Ibrahim membawa kabar gembira, mereka mengatakan, ‘Sesungguhnya kami akan menghancurkan penduduk (Sodom) ini. Sesunguhnya penduduknya adalah orang-orang yang zhalim” [Al-Ankabut : 30-31]


AZAB DAN SIKSA KAUM NABI LUTH

Disebutkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala menhujani mereka dengan batu. Tidak tersisa seorangpun melainkan dia terhujani batu tersebut. Sampai-sampai disebutkan bahwa salah seorang dari pedagang di Mekkah juga terkena hujan batu sekeluarnya dari kota itu. Kerasnya azab tersebut menunjukkan bahwa homoseksual merupakan perbuatan yang paling keji sebagaimana yang disebutkan dalam dalil.

Dalam suatu hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.“Artinya : Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Luth. Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Luth. Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Luth” [HR Nasa’i dalam As-Sunan Al-Kubra IV/322 (no. 7337)]

Arti dari laknat Allah adalah kemurkaanNya, dan terjauhkan dari rahmatNya. Allah membalik negeri kaum Luth dan menghujani mereka dengan batu-batu (berasal) dari tanah yang terbakar dari Neraka Jahannam yang susul-menyusul. Tertulis di atas batu-batu itu nama-nama kaum tersebut sebagaimana yang dikatakan Al-Jauhari.


[Disalin dari Majalah Fatawa Vol. 11/Th.1/1424H-2003M. Disarikan dan dialaihbahasakan oleh Yusuf Purwanto dan Abdullah. Alamat Redaksi Islamic Center Bin Baz, Karanggayam, Sitimulyo, Piyungan-Bantul, Yogyakarta]

Pengobatan Menggunakan Habbatus Sawda', Dengan Madu Dan Dengan Bekam

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.“Sesungguhnya di dalam habbatus sawda’ (jintan hitam) terdapat penyembuh bagi segala macam penyakit kecuali kematian”.

Ibnu Syihab mengatakan : “Kata As-Saam di sini berarti kematian, sedangkan habbatus sawda’ berarti syuniz”

[1]Habbatus sawda’ ini mempunyai manfaat yang sangat banyak.

[2]Jintan hitam sangat bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit dengan izin Allah.

PENGOBATAN DENGAN MADU

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memikirkan” [An-Nahl : 69]

Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.“Kesembuhan itu ada pada tiga hal, yaitu : Dalam pisau pembekam, meminumkan madu, atau pengobatan dengan besi panas (kayy). Dan aku melarang ummatku melakukan pengobatan dengan besi panas (kayy)”. [3]


PENGOBATAN DENGAN BEKAM [4]

Berbekam [5] termasuk pengobatan yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan bekam dan memberikan upah kepada tukang bekam.Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Sesungguhnya sebaik-baik apa yang kalian lakukan untuk mengobati penyakit adalah dengan melakukan bekam” [6]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.“Sebaik-baik pengobatan penyakit adalah dengan melakukan bekam” [7]

Wasiat Malaikat Untuk BerbekamDari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidaklah aku melewati seorang Malaikat –ketika di Mi’rajkan ke langit- kecuali mereka mengatakan ‘Wahai Muhammad, lakukanlah olehmu berbekam” [8]

Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan ketika beliau di Isra’kan, tidaklah beliau melewati sekumpulan Malaikat melainkan mereka meminta kami,” Perintahkanlah ummatmu untuk berbekam” [9]

Waktu Yang Paling Baik Untuk BerbekamRasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang ingin berbekam, hendaklah ia berbekam pada tanggal 17,19,21 (bulan Hijriyyah), maka akan menyembuhkan setiap penyakit” [10]

Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu berkata : “Sesungguhnya hari yang paling baik bagimu untuk berbekam adalah hari ke 17, hari ke 19, dan hari ke 21 (bulan Hijriyyah)” [11]

Hari yang paling baik untuk berbekam adalah pada hari Senin, Selasa dan Kamis. Sebaliknya hindari berbekam pada hari Rabu, Jum’at, Sabtu dan Ahad” [12]

PENGOBATAN MENGGUNAKAN AIR ZAMZAMRasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda mengenai air zamzam ini.“Air zamzam itu penuh berkah. Ia merupakan makanan yang mengenyangkan (dan obat bagi penyakit)” [13].

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda.“Air zamzam tergantung kepada tujuan di minumnya” [14]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membawa air zamzam (di dalam tempat-tempat air) dan girbah (tempat air dari kulit binatang), beliau menyiramkan dan meminumkannya kepada orang-orang yang sakit” [15]

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata : “Aku sendiri dan juga yang lainnya pernah mempraktekkan upaya penyembuhan dengan air zamzam terhadap beberapa penyakit, dan hasilnya sangat menakjubkan, aku berhasil mengobati berbagai macam penyakit dan aku pun sembuh atas izin Allah” [16]

Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar Dia memberikan bimbingan kepada kita untuk dimudahkan dalam menggunakan pengobatan yang sesui dengan syari’at (Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam).

[Disalin dari buku Do’a & Wirid Mengobati Guna-Guna Dan Sihir Menurut Al-Qur’an Dan As-Sunnah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Cetakan Keenam Dzulhijjah 1426H/Januari 2006M]

Footnotes

[1]. Al-Bukhari no. 5688/Al-Fath X/143, dan Muslim no. 2215 dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. Lafazh ini adalah lafazh Muslim.

[2]. Zaadul Ma’aad IV/297 dan lihat juga Ath-Thibbu Minal Kitab was Sunnah, karya Al-Allamah Muwaffaquddin Abdul Lathif Al-Baghdadi (hal.88)

[3]. HR Al-Bukhari no. 5681/Fathul Baari X/137. Lihat bab : “Beberapa manfaat madu”. Zaadul Ma’aad IV/50-62 dan juga Ath-Thibbu Minal Kitab was Sunnah, karya Al-Allamah Muwaffaquddin Abdul Lathif Al-Baghdadi (hal. 129-136)

[4]. Lihat bahasan ini dalam Manhajus Salaamah fiimaa Warada fil Hijaamah oleh Dr Muhammad Musa Nashr.

[5]. Bekam : Mengeluarkan darah kotor dari kepala, badan, dan anggota tubuh lainnya dengan alat bekam.

[6]. HR Abu Dawud no. 3857 dan Ibnu Majah no. 3476, Al-Hakim IV/410, Ahmad II/342 dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, lihat Shahiih Ibni Majah II/259 no 2800 dan Silsilah Al-Ahaadiits Ash-Shahiihah no. 760

[7]. HR Ahmad V/9,15,19, Al-Hakim IV/208 dari Samurah Radhiyallahu ‘anhu. Lihat Shahiih Al-Jaami’ish Shaghiir no. 3323, Silsilah Al-Ahaadiits Ash-Shahiihah no. 1053.

[8]. HR Ibnu Majah no. 3477, Shahiih Ibni Majah II/259 no. 2801, Silsilah Al-Ahaadiits Ash-Shahiihah no. 2263

[9]. HR At-Tirmidzi no. 2052, Shahiih Sunan At-Tirmidizi II/204 no. 1672

[10]. HR. Abu Dawud no. 3861 Al-Hakim, Al-Baihaqi IX/340 Dari Abu hurairah Radhiyallahu ‘anhu. Lihat Silsilah Al-Ahaadiits Ash-Shahiihah no 622

[11]. Shahiih Sunan At-Tirmdizi II/204 no. 1674

[12]. HR Ibnu Majah no. 3487, Shahiih Ibn Majah II/261, Silsilah Al-Ahaadiits Ash-Shahiihah no. 766

[13]. HR Muslim IV/1922 no. 2473 dan matan yang terdapat dalam kurung adalah menurut riwayat Al-Bazaar, Al-Baihaqi dan Ath-Thabrani, dan sanadnya Shahih. Lihat Majma’uz Zawaa’id III/286

[14]. HR Ahmad III/357, 372, Ibnu Majah no. 3062 dan lainya dari Jabir bin Abdillah Radhiyalahu ‘anhu, lihat Shahiih Ibni majah II/183 dan Irwaa’ul Ghalil no. 1123

[15]. HR At-Tirmidzi dan Al-Baihaqi V/202, lihat Shahiih At-Tirmidzi I/284, Silsilah Al-Ahaadiits Ash-Shahiihah no. 883. Dan juga Zaadul Ma’aad IV/392

[16]. Zaadul Ma’aad IV/393 dan 178

Monday, February 04, 2008

> PerNIkaHan


Pernikahan,,


Pertemuan terjadi

Sebagai Jawaban yang ku nanti

...


Sekedar ingin mengungkapkan sebuah kebahagiaan, setelah satu bulan lebih sudah melewati masa - masa bersama dengan suami yang Allah Subhanallahu wa Ta'ala berikan kepadaku, sebagai karunia dan kekuasaanNYA dalam menentukan kehidupan ini.

............


Ketika ditanya, gimana rasanya punya suami??? dalam diri bingung juga menjawabnya,, :)
kalo mau di bilang enak (ya pastinya donk), walau kadang pasti ada kerikil2 mesti di lewati, wajarkan (Ck..Ck),tapi semua tergantung pada diri kita yang menjalani,selama kita terus berusaha bersyukur dan memohon kepada Allah untuk semua hal yang dilewati, pasti semua akan terasa mudah dijalankan.
............
Alhamdulillah, semua telah dilewati dengan kemudahan untuk menuju sebuah pernikahan. Makasih ya Mas, udah mau sabar dalam menghadapi semuanya, sampai akhirnya kita pun di persatukan oleh Allah Subhanallahu wa Ta'ala,,masih ingetkan pasti apa niat kita untuk menikah,semoga semua dilandaskan hanya karena Allah Ta'ala dan meningkatkan kualitas ibadah kita berdua,semoga kita dapat menjalankan hak dan kewajiban masing - masing guna mencapai sebuah pernikahan yang penuh dengan barakah dari Allah (Amiin).
............
Banyak belajar darimu, mencoba memahami kepribadiaan, mulai menyatukan perbedaan2,mulai membagi waktu, dan menjalankan penuh ketenangan.
............
>> Semoga Pernikahan ini diberi kelanggengan, berdua berjalan hingga batas waktu yang ditentukan, berusaha sesuai kemampuan untuk menjalankan dan mempertahankan.
...........
Wish u Honey, for Life Togetherness in the world and heaven.

Monday, November 05, 2007

Cita-Cita : (Nggak) Jadi Koki

Cita-Cita : (Nggak) Jadi Koki
Berikut ini cuplikan percakapan beberapa pasang pengantin baru.

1
Suami : Kamu sering-sering masakin aku sayur asem yang enak ya, Sayang?
Istri : Mm... sayur asem?
Suami : Iya, itu kan makanan favorit aku.
Istri : Ng... sayur asem tu bumbunya apa aja sih?
Suami : ????

2
Istri : Aa, nasi goreng buatan Aa enak banget deh.
Suami : Tapi Aa yakin buatan Ade lebih enak. Ya kan?
Istri : Mm... Ade pernah bikin nasi goreng sih...
Suami : Pasti rasanya lezat banget ya?
Istri : Justru itu... jadinya nasi gosong, A...
Suami : ?!?!

3
Suami : Neng, tadi Akang mancing dapet ikan nih. Masakin ya?
Istri : Akang yang bersihin ya ikannya...
Suami : Iya deh, tapi Neng yang bumbuin ya?
Istri : Yang bumbuin Akang juga ya?
Suami : Ya udah, tapi Neng yang goreng ya?
Istri : Ikannya yang goreng Akang aja ya...
Suami : Lah, masa sama Akang semua? Neng ngapain dong?
Istri : Nanti Neng yang nemenin Akang makan.
Suami : Kok gitu, Neng?
Istri : Kan Neng gak suka makan ikan! Masaknya juga gak bisa...
Suami : ??!!

4
Istri : Mas cinta sama saya gak?
Suami : Dengan segenap hati, sepenuh jiwa, sedalam lautan, Mas cintaaaaaaa sekali sama kamu... [walah, gombal amat! :p]
Istri : Saya kan masih manja banget kayak anak kecil...
Suami : Bukan masalah. Setiap manusia punya sisi kekanak-kanakan kok.
Istri : Saya juga suka cemburuan...
Suami : Malah Mas seneng. Artinya kamu sayang banget sama Mas.
Istri : Trus, saya gak bisa masak...
Suami : Gak apa-ap... APA???

[Begitulah percakapan imajiner yang tercipta di benak saya saat membayangkan saat-saat awal pernikahan saya kelak. Hehehehe... :))]

Kalimat-kalimat yang melintas di kepala:
:: Makanya atuh Ci, belajar masak yang bener dari sekarang!
:: Ah, cari aja calon suami yang jago masak...
:: Iya juga, kan nanti tinggal belajar masak ke suami. So romantic...
:: Lagian cinta itu kan menerima apa adanya kekurangan kita!
:: Yaudah, nikah aja sana sama koki!
:: Tapi... cara membahagiakan suami kan salah satunya lewat perutnya!
:: Iya lho, emang mau kalo nanti dipoligami gara-gara gak bisa masak?!
:: Nah lho...
:: Iya iya, cerewet ah, ini juga mau belajar kok...
:: Kapan belajarnya???
:: Nanti aja kalo udah pasti ada yang ngelamar, hihihihi...

^_^

Wednesday, October 24, 2007

The Status of Women in Islam

The status of the Muslim woman in Islaam is a very noble and lofty one, and her effect is very great in the life of every Muslim. Indeed, the Muslim woman is the initial teacher in the building of a righteous society, providing she follows the guidance from the Book of Allaah and the Sunnah of His Prophet sallallaahu ‘alayhi wa sallam. Since adherence to the Qur’aan and the Sunnah distances every Muslim - male or female - from being misguided in any matter...
The secret of her importance lies in the tremendous burden and responsibility that is placed upon her, and the difficulties that she has to shoulder - responsibilities and difficulties some of which not even a man bears. This is why from the most important obligations upon a person is to show gratitude to the mother, and kindness and good companionship with her. And in this matter, she is to be given precedence over and above the father...
A man came to Allaah’s Messenger sallallaahu ‘alayhi wa sallam and said: O Messenger of Allaah! Who from amongst mankind warrants the best companionship from me? He replied: "Your mother." The man asked: Then who? So he replied: "Your mother." The man then asked: Then who? So the Prophet replied again: "Your mother." The man then asked: Then who? So he replied: "Then your father." [Related by al-Bukhaaree (no.5971) and Muslim (7/2), from Abu Hurayrah radiallaahu ‘anhu]. So this necessitates that the mother is given three times the like of kindness and good treatment than the father.
As regards the wife, then her status and her effect in making the soul tranquil and serene, has been clearly shown in the noble aayah (verse), in His - the Most High’s - saying:
"And from amongst His Signs is this: That He created for you wives from amongst yourselves, so that you may find serenity and tranquility in them. And He has put between you love and compassion. Indeed, in this are signs for those who reflect." [Soorah Room 30:21].
...And do not forget about ‘Aaishah - radiallaahu ‘anhaa - and her great effect. Since even the great Sahaabah (Companions) used to take knowledge of Hadeeth from her, and many of the Sahaabiyaat (female Companions) learn the various rulings pertaining to women’s issues from her...
And I have no doubt that my mother - may Allaah shower His mercy upon her - had a tremendous effect upon me, in encouraging me to study; and she assisted me in it. May Allaah greatly increase her reward and reward her with the best of rewards for what she did for me.
And there is no doubt also, that the house in which there is kindness, gentleness, love and care, along with the correct Islaamic tarbiyah (education and cultivation) will greatly affect the man. So he will become - if Allaah wills - successful in his affairs and in any matter - whether it be seeking knowledge, trading, earning a living, or other than this. So it is Allaah alone that I ask to grant success and to guide us all to that which He loves and is pleased with. And may the prayers and peace of Allaah be upon our Prophet Muhammad, and upon his Family, his Companions and his followers.

http://www.sahihalbukhari.com/sps/sbk

Wednesday, July 11, 2007

Mau Cepet …. Eee???


Wuah kebayangkan perubahan kota JAkarta dibandingkan tempo dulu, banyak pembangunan yang menyebabkan perubahan dan kemajuan bagi Ibukota ini, tapi kalo liat macetnya ga banget deh, apalagi kalo plus banjir hehe

Bebas… mungkin satu kata yang diharapkan menjelang detik2 u/ pulang dari kantor kali ini, yups coba lirik jam disudut komputer, terlihat angka 5 disana, teng alias Tango tuk balik ke rumah hehe, akhirnya instruksi tuk pulang pun tiba, wuiii seneng banget deh!!!

Tapi seperti biasa setelah maghrib aku baru keluar dari tempat kerja., setelah itu Jalan bareng sama temen2, tuk naik angkot…

Kali ini aku terpikir untuk coba gunain “ Fedeer Busway “ hingga Uki – Cawang, harapan dan bayanganku bisa sampai disana dalam waktu cepat + supaya ga cape juga sampe dirumah, yups kini dimulai dari Harmoni tuk naik Busway, em nyaman sih karena dapet duduk, abis itu sampe Dukuh Atas disini adalah awal untuk transit. Wua panjang juga ya jalan menuju tempat transit yang lain, haah ternyata antrian panjang udah menanti disana, aku ga pernah terpikir akan sepanjang ini + nunggu lama + dorong2an pas naik bus yang baru datang + berdiri, uh ternyata sesak bgt didalam sana, (apa ini??). dan hal ini terulang terus di 3 tempat untuk transit, emm kebayangkan?. Jam menujukkan pukul 20.30 ketika tiba di Cawang, waduh ternyata ini mah sama aja kayak aku naik bus biasa. berpikir Mau cepet dengan gunain Busway (salah satu transportasi andalan kota Jakarta untuk mengurangi kemacetan), eee malah tetep sama aja, aku masih malem juga pulang + cuape bener deh karena mesti berdesak – desakan.


Analisa :
asumsi, kita pulang dari daerah harmoni n' jam 19.00 teng, truzzz jam berapa sampe Cawang?

Busway : 20.45, tarif 3500, mesti transit berkali - kali
PAtas AC : 20.30, tarif 5000, pake jalan lama
Patas Non AC : 20.10, tarif 2000, pake kipas2 hehe

Heem kemaren nih coba2 gunain semua tuh transportasi, walhasil ternyata pake angkot dgn tarif termurah tuh paling enak, selain merakyat tapi juga bisa sampe cepet, duh Jakarta kayaknya cuma cape dijalan aja deh.



Kota Jakarta kapan ya bisa terasa begitu nyaman (hihi itu mah bukan ibukota namanya), contek dari sebuah kata “Ayo Benahi Jakarta” ups bukan mau kampanye, tapi bener juga ya kalimat itu, tapi mungkinkah Jakarta kan menjadi terasa nyaman??.

MElihat kehidupan disini yang beraneka ragam, apapun kan tampak. Dari segala kemewahan hingga kehidupan yang tidak layak pun dapat kita temukan. apalgi kemiskinan pun makin merajalela, banyak anak - anak jalanan yang dieksploitasi, kehidupan malam yang ga jelas dan lain - lain, kayaknya nih Jakarta perlu banyak pembenahan baik dari segi Agama, Pendidikan, Ekonomi dan Sosial. Hayo siapa yang mampu??


Saturday, June 23, 2007

Ketika bimbang menghadapi lamaran?


Ini dia yang banyak melanda dikalangan
wanita muslimah, gelisah dan resah
sebelum dilamar. Melirik dan mengaca
setiap hari,…

mengapa jodoh belum juga
datang menghampiri?? Apa yang salah pada
dirinya? Usia dan waktu seakan saling
berlomba mendahuluinya. Tetapi, mengapa
pasangan hidupnya seakan lambat
mendatanginya?. Duhai Rabbi dimanakah
dia berada?? Keluhan, harapan dan
keinginan menari di dalam hati setiap
wanita yang belum juga mendapatkan
jodohnya. Akan tetapi ketika “sang
arjuna” datang menghampiri, tiba-tiba ia
merasa bimbang dan ragu. Dalam hati ia
berkata :Benarkah ia jodoh untukku?
Untuk dunia dan akhiratku?


Masalah menjadi bertambah keruh ketika
kita ini mengetahui dengan baik bahwa
orang yang datang melamar adalah seorang
laki-laki yang shalih. Dan, berdasarkan
fakta yang terjadi di lapangan, bila
orang yang melamar ini menyukai/senang
dengan fihak yang akan dinikahinya maka
hadits terkenal dibawah ini sering
dibawakan :Dari Abu Hurairah
radhiyallahu anhu dia berkata,
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam
bersabda: ”Apabila datang kepada kalian
orang yang kalian ridha akan agama dan
akhlaknya maka nikahkanlah ia. Jika
tidak, maka akan terjadi fitnah dan
kerusakan yang besar di permukaan bumi”
(HR. Tirmidzi)



Maka jadilah si muslimah ini ragu dan
takut menolak lamaran tersebut. Padahal
hadits diatas khithabnya adalah
ditujukan kepada si wali wanita (yang
berhak menikahkan orang yang berada
dalam perwaliannya) bukan kepada si
pelamar. Sedangkan si wanita itu sendiri
ia berhak membatalkan lamaran (khitbah)
walaupun orang yang melamarnya adalah
seorang laki-laki yang shalih (baik
agamanya) namun ternyata ia tidak
menyukainya. Berdasarkan hadits :

Seorang janda tidaklah dinikahkan
sehingga dimintai pendapatnya. Tidak
pula seorang gadis dinikahkan kecuali
setelah diminta izinnya..." (HR.
Bukhari, Muslim dan tirmidzi, hasan
shahih, Al-jami’ fi fiqhi an-Nisaa
hal:400).


Dalam hadits lain dikatakan, ada seorang
gadis menemui Rasulullah lalu bercerita
tentang ayahnya yang menikahkannya
dengan orang yang tidak ia sukai, maka
Rasulullah memberi hak kepadanya untuk
memilih.... [HR Ahmad, Abu Dawud, & Ibnu
Majah, lihat Kitab Bulughul Maram hadits
no 1016]



Saudariku muslimah,..bila memang hatimu
tidak suka maka janganlah engkau merasa
ragu dan bimbang. Apalagi segan atau
takut untuk membatalkan lamaran itu.
Jangan merasa tidak enak, nanti akan
mengecewakan keluarga laki-laki dan
mungkin fitnah yang timbul akibat
pembatalan itu. Engkau yang akan
menikah, engkau yang akan menjalani
hidup bersamanya,bukan orangtuamu, bukan
tetanggamu, atau masyarakat di
sekitarmu. Hilangkan semua
perasaan-perasaan tidak enak yang
berkecamuk dalam dadamu. Yakinlah
terhadap pilihanmu bila memang engkau
tidak suka maka jangan ragu-ragu untuk
menolaknya. Itu semua untuk kebaikan
agamamu, kebahagiaan dunia dan akhiratmu.


Semoga Allah segera menghadirkan calon
yang sesuai dengan idaman hati kita
sebagaimana doa yang kita panjatkan
kepada-Nya. Amin ya,..Mujibas Sailin.
Wallahu a’lam bish-shawwab.

Thursday, June 07, 2007

.....Pemutus Kenikmatan

Innalillahi Wa Inna ‘Ilaihi Raji’un …

BEberapa waktu kalimat ini berurutan hadir pada diriku, dan selalu memulai setiap SMS yang kuterima, aku tak menyangka bahwa salah satu teman dulu semasa kuliah dan ibu dari teman ku harus mengakhiri hidupnya….

Kaget mungkin kurasa kali ini, temanku yang masih relatif muda kini tak lagi kan kulihat senyumnya. Yah pernahkah kita berpikir dan ingat bahwa hidup dan waktu yang kita lalui tak akan pernah kita tahu nantinya, dan apakah kita telah memanfaatkan waktu yang sudah diberikan untuk sesuatu yang bermanfaat , terutama yang paling penting, adakah disela – sela waktu tersebut kita melakukan keta’atan kepada Allah Azza wa Jalla??

Ya Mari kita renungi sejenak, ………………tidakkah kematian merupakan pemutus segala kenikmatan dunia

Untuk teman-ku semoga Allah lapangkan kubur – mu, mengampuni dosa2 – mu, dan menerima segala amalan yang telah kau lakukan. Di usia yang sangat muda, segala harapan dan cita2 pun kini telah kau akhiri.

Kabar ttg dirimu menjadi sebuah pelajaran dan pengingat akan pentingnya waktu yang dilewati, Umur merupakan suatu kesempatan yang telah Allah Ta’ala berikan untuk kita yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban, hal ini berkaitan pula dengan waktu yang kita jalani, apakah telah dilakukan untuk beribadah? Atau hanya hal yang sia2? Ya Cuma kita yang tau.

Membaca sebuah Hadits, Dari Abu Barzakh al Aslami Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“ Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba (menuju batas shiratal mustaqim) hingga ditanyakan : 1. tentang umurnya untuk apa ia habiskan, 2. ilmunya, untuk apa ia amalkan, 3. hartanya, darimana ia peroleh dan kemana ia habiskan, dan 4. badannya, untuk apa ia gunakan. (hadits Shahih, riwayat Imam Darimi dan Tirmidzi)

Tuesday, May 08, 2007

Road on Trip




>>> Senengnya.......

Minggu kemarin salah satu temen ku - - the Big 5, melangsungkan pernikahan, ga nyangka banget kan akhirnya tadinya temen berorganisasi,eh jadi pasangan hidup ya??..yups jodoh itu ga pernah disangka2 kan, dimana saja kita dapat dipertemukan oleh Allah Ta'ala, semoga Allah memudahkan ku juga (Amiin)


Tapi maaf ya Ni, ga bisa dateng, padahal pengen bgt dan kamu udh tau alasannya (hiks - hiks), hanya doa yg bs diberikan :
" Barakallahu laka wabaraka 'alaika wa jama'a baina kumma fii khoir"

Wuaah feeling ku ternyata bener kan Ni, akhirnya kamu sama suami mu sekarang ini.

Cerita mengenai jalan2, merupakan suatu hal menyenangkan bukan, apalagi kalo kita lagi dilanda kepenataan, heem rasanya melakukan refreshing tu kudu bgt..

>>>>Road on Trip, tempat kali ini adalah Denpasar - Bali
welcome to Ngurah Rai Airport --> Kuta --> Legian --> Jimbaran --> BEdugul --> Kedaton --> last Tanah Lot

heeem, it's so nice.............................!!!!
PEsona Alam Indonesia yang begitu INdah

inilah sebagian kecil ciptaan Allah Ta'ala, sebagai tanda kebesaraan-Nya, ya ternyata manusia itu kecil adanya, lalu kenapa kita sedikit sekali ber- Dzikir pada-Nya? yah itulah manusia.



"Dan setiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada Kami. Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. KAmi hidupkan bumi itu dan KAmi keluarkan padanya biji - bijian, maka daripadanya mereka makan. Dan kami jadikan padanya kebun - kebun kurma dan anggur dan kami pancarkan kepadanya beberapa mata air, supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang mereka usahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur? Maha suci tuhan yang telah menciptkan pasangan -pasangan semuanya, baik dari apa yang telah ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. Dan suatu tanda kekuasaan Allah yang besar bagi mereka adalah malam: kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan. Dan Matahari berjalan ditempat peredaraannya. Demikianlah ketetapan yang MAha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah - manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang, dan masing - masing berdar pada garis edarnya. (Qs. Yasin :32-40)

Friday, March 30, 2007

_TaXi_

UPs saat ini bukan mau ngebahas mengenai salah satu alat transportasi yg bisa dibilang cukup nyaman lah, tapi kurang nyaman u/kantong (hehehe - apa sih???), beberapa waktu coba gunain taxi u/capai 1 tujuan, (em em em gaya bgt ga sih)......... tapi bukan mau cerita selama perjalanan kok (hihi ga penting)


Terenyuh cerita seorang supir taxi saat itu, tampak diwajahnya tersimpan duka yg sedang diderita, mata berkaca - kaca, sampai akhirnya dia teteskan semua ketika ia luapan sebuah peristiwa yang tengah ia hadapi, tak lama dari aku memberhentikan taxi ini


karena tak tahan, ia pun cerita pada ku, betapa pedihnya saat ia harus menghadapi kenyataan bahwa "kubur" anak kesayangannya, telah ditimpa oleh jenazah yang lain, betapa ia menyesali yang hanya selisih 1 hari dari niatnya mengurus pembayaran, tapi ia tunda ternyata berdampak seperti ini........, mungkin bagi kita ini bukan masalah yg besar, tapi coba bayangkan apabila hal ini terjadi pada diri kita???? (pasti sedih juga kan)


Aku juga pernah diceritakan oleh supir taxi yg lain, ia cerita jika ia sudah ditinggal 2 kali meninggal oleh istrinya ketika sedang mengandung anak pertamanya


Huuuuh, inilah kehidupan ga ada yang kekal, bisa jadi hal2 yang kita sukai bisa hilang dengan mudah atas kehendak-Nya, baik itu harta maupun jiwa bisa dengan mudah diambil oleh - Nya, maka hanya sabar dan syukur yang menguatkan atas segala takdir yang sedang dihadapi

Thursday, March 15, 2007

KEJUJURAN

Hari ini lagi2 ss’org bilang aku ini POLOS, betulkah?? Ya mungkin bener juga, karena ortu sendiri pun bilang aku ini terlalu polos, em kadang sih menyadari, tapi ga tau kenapa selalu terulang, apa karena terlalu menganggap semua orang itu baik dan ga ada yang punya niat buruk terhadap ku, mungkin itu salah satu alasannya, salahkah??? Loh kenapa ya jadi bahas begini, abis lagi jadi bulan2-n trus dikerjain temen2 hiks – hiks – hiks.

Sekarang lagi berada disebuah kondisi dimana orang2 begitu mudah mengeluarkan kata2 “yang ga benar/bohong”, ya mungkin hal ini sudah di anggap suatu hal yang wajar dan biasa dilakukan??, kadang dilakukan untuk bercanda supaya orang – orang tertawa, terkadang untuk ngerjain orang, atau untuk mencari sesuatu, bisa juga berkelit atas kesalahan.

Awalnya aku pun sulit membedakan apakah mereka bohong atau ga dalam berkata, wuih susah juga ya dalam situasi seperti ini, makanya suka kena usilan mereka…hehehe…!!!

Bahas mengenai sebuah “KEJUJURAN”, wah pasti enak banget kali ya kalau kita memiliki suatu masyarakat yang jujur, Insya Allah pasti kejahatan pun minim adanya, tapi mungkinkah hidup ini normal – normal aja??, tapi ga ada salahnya kita mulai dari diri kita sendiri untuk berbuat jujur dari hal2 yang kecil dulu, walau terkadang berat mungkin.

Awalnya coba kita ingatkan diri akan sebuah hadits,
Dari Abdullah bin Amr berkata “ Ditanyakan kepada Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Siapakah manusia termulia?” Beliau bersabda,
” setiap Makmum Qalbi (berhati bersih) lisannya berkata jujur”
(HR. Ibnu Majah, Shahih)
Tidakkah kita ingin menjadi manusia yang mulia? Pasti jawabannya mau-kan, menjadi orang yang jujur dijamin tidaklah akan merugi, karena Insya Allah dengan sendirinya akan terlukis dalam kehidupan,dimana hidup ini akan terasa tenang, orang – orang akan lebih percaya terhadap kita dan penilaian positif pun mengenai diri kita akan diraih. Jadi mulai sekarang ayo tanamkan untuk punya tekad yang kuat untuk menjadi orang yang jujur.

Dari Abdullah berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“ Hendaklah kalian bersikap jujur, sesungguhnya kejujuran membawa kebaikan dan sesungguhnya kebaikan membawa kepada surga. Seseorang selalu jujur dan berupaya jujur hingga Allah mencatat dirinya sebagai orang yang jujur”
(HR. Muslim)

MOTIVASI

2 minggu sudah full di negri orang (hehe apa sih??), kangen juga mau kumpul bareng keluarga dan temen2, tapi tenang aja Insya Allah bentar lagi bakal balik ke rumah…!!

Pengen cepet2 istirahat untuk melepas lelah, apalagi bakal ada libur panjang nih, coz on Monday tanggal merah euy,dan akhirnya tanda berakhir juga kerja bareng Tim ini, banyak hal sudah ditemui dan lagi2 harus ketemu temen dan suasana baru, wuih indahnya jadi bisa makin deket dan yang pasti tambah ilmu baru (Alhamdulillah), ternyata banyak hal yang didapat dan perlu dipelajari, memang kita ga pernah lepas untuk terus belajar dan belajar demi pengembangan potensi diri…………………, oke !!!!

Beberapa waktu ss’org ngasih aku file mengenai “Motivasi”, sepertinya disadur dari sebuah buku sih, disana terdapat macam2 pembahasan tinggal di klik aja sesuai hati …. Uupps seru2 loh + banyak pula …aku aja ga bisa berhenti tuk ngeliat dan ngebaca, kadang suka kesindir en’ jadi semangat lagi hehe… Hayo ada yang mau juga dikasih file ini??

Bicara mengenai Motivasi pasti penting kan untuk ditanamkan dalam diri kita, karena apa jadinya kalau kita dalam melakukan sesuatu ga punya yang namanya Motivasi?? Pasti males2-n dong ngelakuinnya, dan hasil yang kita dapet juga ga akan maksimal, tapi namanya juga manusia kadang hal ini lumrah aja kalau terjadi, tapi jangan jadi keterusan karena bisa2 kita jadi orang yang ga semangat dan ga punya daya juang hidup yang tinggi, jadi sebisa mungkin kita singkirin.

Kalau mau dilihat dari pengertiannya, motivasi adalah penggerak atau pendorong, bisa juga memberi arti “alasan”, mungkin alasan untuk bergerak. Secara istilah motivasi adalah sesuatu yang mendorong jiwa kita untuk bergerak.

Banyak hal membuat kita jadi termotivasi, coba deh Tanya pada diri kita sendiri, kadang kita melakukan sesuatu pasti punya alasan yang memotivasi diri kan?betul ga…, ambil contoh yang sederhana aja, misalnya seorang ayah yang termotivasi karena ingat akan anak dan istri, sehingga membuat ia semakin gigih mencari nafkah untuk mencukupi hidup keluarga, atau seorang pelajar yang termotivasi untuk giat belajar supaya bisa lulus sekolah, dan yang pasti semua orang punya berbagai macam alasan yang memotivasi mereka melakukan suatu tindakan/perbuatan untuk mencapai hasil yang di inginkan. Ya kan?? , Sssttt…tapi jangan sampe kita munculkan motivasi untuk berbuat jahat ya J, wuah itu sih pasti ga akan pernah memberi kepuasan sesungguhnya deh, malah bisa2 menjadi sebuah “boemerang” untuk kehidupan kita. Ya ga sih?? ….. yups, udah dulu deh nulisnya, mau lanjutin kerja lagi ..…, yo – yo - ayo semangat.

Friday, October 06, 2006

Mengingat Kematian

Kehidupan seseorang di dunia ini dimulai dengan dilahirkan-nya seseorang dari rahim ibunya. Kemudian setelah ia hidup beberapa lama, iapun akan menemui sebuah kenyataan yang tidak bisa dihindari, kenyataan sebuah kematian yang akan menjemput-nya.

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman: “Tiap-tiap jiwa akan merasakan kematian dan sesungguhnya pada hari kiamatlah akan disempurnakan pahalamu, barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung dan kehidupan dunia hanyalah kehi-dupan yang memperdaya-kan”. (Ali-Imran: 185)


Ayat di atas adalah merupakan ayat yang agung yang apabila dibaca mata menjadi berkaca-kaca. Apabila didengar oleh hati maka ia menjadi gemetar. Dan apabila didengar oleh seseorang yang lalai maka akan membuat ia ingat bahwa dirinya pasti akan menemui kematian. Memang perjalanan menuju akhirat merupakan suatu perjalanan yang panjang. Suatu perjalanan yang banyak aral dan cobaan, yang dalam menempuhnya kita memerlukan perjuangan dan pengorbanan yang tidak sedikit. Yaitu suatu perjalanan yang menentukan apakah kita termasuk penduduk surga atau neraka. Perjalanan itu adalah kematian yang akan menjemput kita, yang kemudian dilanjutkan dengan pertemuan kita dengan alam akhirat. Karena keagungan perjalanan ini,

Rasulullah telah bersabda:
لَوْتَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيْرًا.
“Andai saja engkau mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya engkau akan sedikit tertawa dan banyak menangis”. (Mutafaq ‘Alaih)

Maksudnya apabila kita tahu hakekat kematian dan keadaan alam akhirat serta kejadian-kejadian di dalamnya niscaya kita akan ingat bahwa setelah kehidupan ini akan ada kehidupan lain yang lebih abadi.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: Dan kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. (Al-A’la: 17).

Akan tetapi kadang kita lupa akan perjalanan itu dan lebih memilih kehidupan dunia yang tidak ada nilainya di sisi Allah.


Marilah kita siapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk menyempurnakan perjalanan itu, yaitu dengan melakukan ketaatan-ketaatan kepada Allah Ta’ala. Dan marilah kita perbanyak taubat dari segala dosa-dosa yang telah kita lakukan. Seorang penyair berkata: Lakukanlah bagimu taubat yang penuh pengharapan. Sebelum kematian dan sebelum dikuncinya lisan. Cepatlah bertaubat sebelum jiwa ditutup. Taubat itu sempurna bagi pelaku kebajikan.


Allah Subhannahu wa Ta'ala’ berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya”. (At-Tahrim: 8)

Ingatlah wahai saudaraku. Di kala kita merasakan pedihnya kematian maka Rasulullah sebagai makhluk yang paling dicintai oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala telah bersabda Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ.
“Tiada sesembahan yang haq melainkan Allah, sesungguhnya di dalam kematian terdapat rasa sakit”. (H.R. Bukhari)

Ingatlah di kala nyawa kita dicabut oleh malaikat maut. Nafas kita tersengal, mulut kita dikunci, anggota badan kita lemah, pintu taubat telah tertutup bagi kita. Di sekitar kita terdengar tangisan dan rintihan handai taulan yang kita tinggalkan. Pada saat itu tidak ada yang bisa menghindarkan kita dari sakaratul maut. Tiada daya dan usaha yang bisa menyelamatkan kita dari kematian.

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman: “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya”. (Qaaf: 19)

Allah juga berfirman: “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan-mu, kendatipun kamu berada di benteng yang kuat”. (An-Nisaa’: 78)

Cukuplah kematian sebagai nasehat, cukuplah kematian menjadi-kan hati bersedih, cukuplah kematian menjadikan air mata berlinang. Perpisahan dengan saudara tercinta. Penghalang segala kenikmatan dan pemutus segala cita-cita. Marilah kita tanyakan kepada diri kita sendiri, kapan kita akan mati ? Di mana kita akan mati ? Demi Allah, hanya Allah-lah yang mengetahui jawabannya, oleh karenanya marilah kita selalu bertaubat kepada Allah dan jangan kita menunda-nunda dengan kata nanti, nanti dan nanti.

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman: “Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejelekan lantaran kejahilannya, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima oleh Allah taubatnya, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejelekan (yang) hingga apabila datang kematian kepada seseorang di antara mereka, mereka berkata: Sesungguhnya aku bertaubat sekarang”. (An-Nisaa’: 17-18)

Marilah kita tanyakan kepada diri kita. apa yang menjadikan diri kita terperdaya dengan kehidupan dunia, padahal kita tahu akan meninggalkannya. Perlu kita ingat bahwa harta dan kekayaan dunia yang kita miliki tidak akan bisa kita bawa untuk menemui Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hanya amal shalihlah yang akan kita bawa nanti di kala kita menemui Allah. Maka marilah kita tingkatkan amalan shaleh kita sebagai bekal nanti menuju akhirat yang abadi.
Marilah kita mencoba merenungi sisa-sisa umur kita, muhasabah pada diri kita masing-masing. Tentang masa muda kita, untuk apa kita pergunakan. Apakah untuk melaksanakan taat kepada Allah ataukah hanya bermain-main saja ? Tentang harta kita, dari mana kita peroleh, halalkah ia atau haram ? Dan untuk apa kita belanjakan, apakah untuk bersedekah ataukah hanya untuk berfoya-foya? Dan terus kita muhasabah terhadap diri kita dari hari-hari yang telah kita lalui. Perlu kita ingat, umur kita semakin berkurang. Kematian pasti akan menjemput kita. Dosa terus bertambah. Lakukanlah taubat sebelum ajal menjemput kita. Waktu yang telah berlalu tidak akan kembali lagi.

Monday, September 18, 2006

Keutamaan Bulan Ramadhan

Keutamaan Bulan Ramadhan
Asy Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz Rahimahullah


Dari Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz kepada kaum muslimin, semoga Allah memberi petunjuk saya dan mereka untuk memperoleh kebaikan – kebaikan, dan menjadikan saya dan mereka termasuk orang yang bersegera beramal shalih.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Wahai Kaum muslimin, sesungguhnya kalian berada pada bulan agung yang diberkahi, yaitu bulan Ramadhan, bulan puasa dan bulan shalat Tarawih dan membaca Al Qur’an, bulan pembebasan dari api neraka dan ampunan, bulan sedekah dan berbuat kebaikan. Suatu bulan dimana pintu – pintu syurga dibuka pada saat itu, dilipat gandakan kebaikan, dan dimaafkan kesalahan – kesalahan. Suatu bulan dimana pada saat itu dikabulkan doa – doa, diangkat derajat – derajat, dan diampuni kejahatan – kejahatan.

Suatu bulan dimana Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi dermawanan terhadap hamba – hambaNya dengan bermacam – macam kemuliaan, dan Dia memberikan pemberian – pemberian kepada wali – waliNya pada saat itu, bulan dimana Allah menjadikan puasanya termasuk salah satu dari rukun Islam. Maka Rasulullah SAW berpuasa pada bulan Ramadhan dan memerintahkan manusia agar berpuasa pada bulan itu. Dan Rasulullah SAW memberitahukan, bahwa barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, niscaya Allah ampuni dosa – dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa menegakkan shalat tarawih pada Ramadhan, niscaya Allah ampuni dosa – dosanya yang telah lalu.

Suatu bulan dimana didalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa diharamkan dari kebaikannya maka ia diharamkan, maka agungkanlah bulan Ramadhan (semoga Allah merahmati kalian) dengan niat yang benar dan bersungguh – sungguh dalam menjaga puasa dan shalat tarawihnya, (agungkanlah bulan Ramdhan) dengan berlomba – lomba dalam kebaikan dibulan ini dan bersegera untuk bertaubat nasuha (Taubat yang muri) dari segala dosa dan kejahatan, dan bersungguh – sungguhlah dalam menasehati diantara kalian, dan tolong – menolonglah dalam kebikan dan takwa, dan saling nasehat – menasehati dengan menyuruh yang baik dan mencegah yang mungkar, dan berdakwah pada setiap kebaikan agar kalian beruntung dengan mendapat kemuliaan dan pahala yang besar.

Dan dalam puasa terdapat faedah – faedah yang banyak dan hikmah – hikmah yang agung, diantaranya : mensucikan jiwa dan mendidiknya serta membersihkan dari akhlak – akhlak yang jelek dan sifat – sifat yang tercela seperti sombong, Congkak, bakhil. Dan membiasakannya untuk berakhlak mulia, seperti sabar, santun, demawan dan pemurah, serta mengusahakan jiwa dalam hal – hal yang diridhai Allah dan dalam hal – hal yang mendekatkan kepada-Nya.

Dan dari faedah – faedah puasa adalah bahwasanya seorang hamba akan mengetahui (keadaan) dirinya, kebutuhannya, kelemahannya, dan kefakirannya pada Allah. Dan puasa akan mengingatkannya pada nikmat Allah yang besar atasnya, juga mengingatkannya pada kebutuhan saudara – saudaranya yang miskin, (mengingat yang demikian itu) mengharuskannya bersyukur kepada Allah Subhanahu wata’ala, serta meminta pertolongan dengan nikmat – nikmatNYa untuk taat kepadaNya, membantu saudara – saudaranya yang miskin dan berbuat baik kepada mereka. Dan Allah telah mengisyaratkan faedah – faedah puasa ini dalam firmanNya :
“Wahai orang – orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang – orang sebelum kalian agar kalian bertakwa” (Al Baqarah : 183)

Allah menjelaskan dalam ayat diatas bahwasanya Dia mewajibkan kita berpuasa agar kita bertaqwa kepadaNYa, hal ini menunjukkan bahwasanya puasa adalah wasilah (perantara) untuk Taqwa, dan Taqwa adalah : “Taat kepada Allah dan RasulNYa dengan mengerjakan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa – apa yang dilarang, berupa ikhlas kepada Allah, mencintai, mengharap, dan takut (kepadaNya). Dan dengan demikian itu, seorang hamba akan terjaga dari siksa Allah dan murkaNya.

Puasa adalah salah satu cabang besar dari cabang – cabang ketakwaan, dan (ia adalah)amalan yang mendekatkan diri kepada Allah serta perantara kuat menuju ketaqwaan didalam perkara – perkara dunia dan akhirat lainnya. Dan Nabi SAW telah mengisyaratkan kepada sebagian faedah – faedah puasa dalam sabda Beliau SAW :
“Wahai para pemuda barangsiapa diantara kalian yang sudah mampu maka hendaknya menikah dan barangsiapa yang belum mampu maka hendaknya berpuasa, karena puasa adalah penekan nafsu syahwat” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)

Nabi SAW menerangkan, bahwa puasa adalah penekan nafsu syahwat bagi orang yang menjauhinya, dan cara untuk mensucikan serta memelihara kehormatannya. Tidaklah yang demikian itu, melainkan syaitan berjalan pada manusia pada jalannya darah, dan puasa akan menyempitkan jalan darah itu, dan mengingatkan kepada Allah beserta keagunganNya, maka akan lemahlah kekuasaan syaitan, dan akan kuat kekuasaan iman, bertambah banyaklah ketaatan orang – orang yang beriman disebabkannya,dan semakin sedikit kemaksiatan dengannya.

Dan dari faedah berpuasa adalah bahwasanya puasa itu akan mensucikan badan dari zat – zat kotor, dan puasa akan memberikan badan kesehatan serta kekuatan yang mengakuinya banyak dari kalangan dokter akan hal ini, mereka mengobati dengannya banyak penyakit. Dan Allah mengabarkan dalam kitabNya bahwasanya Dia mewajibkan kita berpuasa sebagaimana Dia mewajibkan atas orang – orang sebelum kita, dan Allah menjelaskan bahwa wajib bagi kita puasa Ramadhan, dan Rasulullah SAW mengabarkan kepada kita bahwa puasa Ramadhan adalah salah satu rukun Islam, Allah berfirman :

Hai orang – orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang – orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu)dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka),maka (wajiblah baginya berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan – penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (dinegeri tempat tinggalnya) dibulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari – hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjukNya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (Al Baqarah:183-185)

Dan dalam Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“ Islam dibangun diatas lima pondasi, bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan haji ke baitullah”.

Wahai kaum muslimin, sesungguhnya puasa adalah amal shalih yang agung, dan pahalanya banyak terlebih lagi puasa Ramadhan, sesungguhnya puasa Ramadhan adalah puasa yang Allah wajibkan kepada hamba – hambaNYa, dan Allah menjadikannya sebagai salah satu penyebab keberuntungan disisiNya.


(Sumber : Majalah Adz Dzakiirah Al Islamiyyah, edisi Sifat Puasa Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam di Bulan Ramadhan )

Tuesday, September 12, 2006

_ ReaLita _

Beberapa hari ini aku lagi sedih banget, ga semangat, lemes, tetes air mata mungkin yang hanya dapat kuluapkan untuk mengeluarkan segala himpitan hati yang ada, ketika harus menerima segala realita yang tak pernah sama dengan harapan


Hanya Pasrah dan Sabar menerima semua, walau terasa sesak di dada, bila saja aku dapat memiliki apa yang aku inginkan...........................sebuah impian yang belum dapat aku rasakan


membaca sebuah blog seorang teman, yang berisi suatu nasehat, selalu ia buat sesuai dengan keadaan ku, meski ia tidak mengetahui kalau selama ini aku sering membaca setiap tulisan yang ia buat, wahai teman terima kasih banyak akan semua hal yang telah kau buat agak sedikit menenangkan ku, semoga hal ini bisa mengembalikan keadaan ku

sebuah tulisan yang ia buat

antara harapan dan realita

antara harapan dan realita yang kita hadapi memang tak selalu sinkron, kadang kita harus memanjat tebing batu yang tinggi dan terjal, yang membuat kita merasa begitu sulit untuk medaki.

antara harapan dan realita yang kita hadapi memang tak selalu sama, hingga kita terjebak dalam sebuah dilema,ketika kita berdiri di tengah-tengah dua hal tersebut

antara harapan dan realita yang kita hadapi mungkin tak selalu berpadu, namun kita dapat mewujudkan harapan dengan realita supaya dapat bersatu padu.

sabar, tekun, fokus, pantang menyerah, terus berusaha, dan berdoa, itu kuncinya, karena tak ada sesuatu yang tidak mungkin terjadi ketika kita masih bisa menghirup oksigen tatkala bernafas....


Wahai Teman Tetaplah menulis hingga aku kan terus membaca..................
Agak sedikit tenang mungkin

XIE XIE

Wednesday, August 30, 2006

- Kehidupan Dunia -

wahai penghuni dunia, bersiaplah
dan tunggulah hari perpisahan
dan siapkanlah bekal untuk perjalanan
Ia akan disediakan dengan kelembutan
Dan tangisilah dosa – dosa dengan air mata
Engkau akan minum dari tarikan linangan air mata
Wahai yang membuang waktunya dengan percuma
Apakah engkau ridho dengan sesuatu yang akan melenyapkan yang kekal ?


“ Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main – main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka ketahui “ (Al Ankabut : 64)


“ Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali – kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali – kali janganlah setan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah “ (Al Fathir : 5)


“ Tiap – tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” (Ali Imron : 185)

Wednesday, August 09, 2006

DALAM KESENDIRIAN –

Sebuah tulisan untuk seorang teman
Sungguh jangan kau bersedih



Kemarin malam, dering telepon berbunyi …. Ya Seorang teman menghubungi ku ….. terdengar lirih suaranya yang nampak sedang ingin mengeluarkan isi hati


Dalam setiap kata yang terucap, tertahan tangis disana, aku tau ia sedang bersedih hati…
Teman ku, seorang pasangan muda yang belum lama membina rumah tangga, kini kau harus di beri ujian akan kepergiaan suami mu ke sebuah negeri nan jauh disana dan tanpa diri mu, dimana kau hanya selalu bisa berharap menanti kepulangannya untuk beberapa waktu yang cukup lama, ya suami mu sedang mengkorbankan jiwa untuk memenuhi kewajiban mencari nafkah untuk rumah tangganya.


Dalam kesendirian yang kan kau hadapi, sepi tanpa seorang suami di sisi mu, hari - hari yang biasa kau lalui bersama, perlahan kan dihadapi tanpa kehadirannya, segala permasalahan harus kau selesaikan tanpa dirinya.


Aku hanya dapat berkata BERSABARLAH.. hadapi dengan penuh keyakinan bahwa semua yang akan terjadi, terdapat banyak kebaikan yang kan kau terima, berdoalah selalu untuk suami-mu, kelak ia disana dapat menjaga diri dan semoga kelak ia akan kembali bersama mu lagi.
Dalam kesendirian, hanya sebuah pesan dari ku untuk mu agar selalu mampu menjaga Izzah dan kesucian diri, jaga segala kepercayaan yang telah ia berikan pada-mu, jaga segala harta yang sedang ia titipkan padamu.


Dan Hadapi hari demi hari dengan bertawakal kepada-Nya, semua manusia memiliki ujian dan permasalahannya masing – masing, serta apa yang sedang kau hadapi saat ini, tidak hanya kau saja yang tengah merasakan, mungkin banyak diluar sana seorang istri yang juga merasakan, apa yang tengah engkau rasakan.


Teman-ku yang cantik, tersenyumlah kau pasti kan tampak manis, hadapi semua dengan penuh ke-ikhlasan, insya Allah kau pasti akan bersamanya lagi, mengarungi kehidupan bersama – sama kembali……….. Amiin