Friday, June 02, 2006

JOGJA – Ku, Bersabarlah….

27 Mei 2006

>>kembali menjadi duka mendalam bagi bangsa Indonesia


Dering telepon memanggil tuk segera ku angkat, terkejut ketika salah satu saudara menelpon memberi kabar keadaan tanah kelahiran ayah dan ibu –ku terguncang oleh Gempa tektonik 5.9 scala richter, suatu berita yang begitu mengangetkan se-isi rumah.
TV pun segera dinyalakan, mendengar kabar – kabar terbaru yang terjadi, gempa itu datang memilukan hati yang di rasa, segera aku pun pulang bersama Ayah yang saat itu sedang berada di Jakarta, dalam perjalanan yang memakan waktu cukup lama….
Tengah malam tiba juga di kota Gudeg sambil mendengar kabar terbaru dari radio, saat itu terhampar di jalan – jalan manusia yang tidur disepanjang jalan raya, mereka takut berada didalam rumahnya karena khawatir datang kembali guncangan yang tidak di inginkan, sesampai di rumah menjelang tidur, almari bergetar menandakan gempa susulan datang kembali.


28 Mei 2006

>>Pagi Hari pasca gempa tektonik, berputar mengelilingi kota Jogja, sambil memberi minuman tuk saudara – saudara ku yang membutuhkan, bangunan demi bangunan di setiap jalan ku perhatikan, yah begitu menyedihkan dan menyesakan pemadangan kala itu, hancuran bangunan telah menjadi puing – puing, tanpa memandang apa pun. Entah sebuah gedung, pertokoan, rumah – rumah, pabrik, bahkan sekolah – sekolah hancur, jalan – jalan retak, dan banyak hal terlihat kehancuran disana. Rumah sakit dipenuhi korban – korban yang terkena gempa dan tenda – tenda terpasang di setiap tempat yang mereka rasa nyaman untuk bernaung, dengan menggunakan terpal seadanya yang mereka miliki.
Siang hari menjelang tidur, gempa susulan dating kembali, warga berlarian keluar rumah mereka untuk menyelamatkan diri, hal ini berlangsung dua kali. Hanya Ambulan – ambuan terdengar dan dilihat disana.
Malam hari, aku mendengar kabar bahwa ada keluarga yang hingga 2 hari ini belum makan apa pun dan membutuhkan sesuatu untuk hidupnya, akhirnya di keheningan malam pun di dalam gelap gulita tanpa cahaya lampu di daerah sekitarnya, aku dan ayah pergi untuk mencoba membantu. Hujan menguyur pada malam ini, ku tak dapat bayangkan kondisi mereka yang tergenang dalam air hujan.


29 Mei 2006


>>Hari ini, Aku mendapat informasi, untuk turut serta memberikan sembako untuk korban bencana gempa di daerah yang terkena gempa terparah, yah di daerah Bantul…
Dengan menggunakan sepeda motor ku perhatikan setiap jalan yang ku lewati, pemandangan kehancuran pun masih terasa, orang – orang mengemis meminta bantuan untuk mempertahankan hidupnya, karena bantuan dari pemerintah belum kunjung juga mereka terima. Nampak disana rumah – rumah, pabrik, dan lain – lain terlihat rata dengan tanah terlihat disana, orang – orang memasang tenda di lapangan, sawah, di setiap rumah – rumah mereka. Tak kuat melihat isak tangis sebuah keluarga yang kehilangan keluarga dan hartanya, dapatkah kalian bayangkan??. Disana banyak para relawan – relawan yang memberikan dan membantu, tapi entah mengapa masih saja masyarakat masih tak merasakan bantuan itu, mereka juga sering kelaparan dan lain – lain.
Jahatnya, ada saja manusia yang menjarah dan pencurian di rumah – rumah warga yang kosong ditinggal oleh pemiliknya karena mereka sedang berada di tenda pengungsian.
Ketika aku sedang melepaskan kelelahan dalam sebuah lantai, terasa kembali getaran gempa susulan yang agak lumayan terasa membuat takut


30 Mei 2006

>>Saat ini pergi ke Klaten mellihat keadaan disana yang hamper serupa seperti wilayah yang lain dan Mendengar kabar larva dari Merapi sudah meleleh efek dari gempa, tanda – tanda gunung akan meletus
Malam menjelang tidur aku rasakan kembali getaran gempa susulan kembali

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home