Saturday, May 06, 2006

Wetutelu

O ya buku yang lagi mit baca judulnya “HAK MINORITAS DILEMA MULTIKULTURALISME DI INDONESIA”, eemm menarik kan !!!! Di buku ini salah satunya membahas ttg suatu komunitas adat yang berada di NTB dimana masyarakat menganut pemahaman Wetutelu, seperti masyarakat Wet semokan dan Bayan, mereka menjalankan ritual ibadah Islam lain dari masyarakat muslim pada umumnya (Islam Formal), tau sendiri kan Negara kita begitu beragam bangsa dan budayanya jadi ga heran kalau kita bakal nemuin yang aneh2 hehehe, tapi seru juga untuk di ketahui sebagai pengetahuan kalau pada kenyataannya beginilah kondisi masyarakat di Indonesia (du du du ngomong apa nih ya??)

Sebenernya pemahaman dan ajaran Wetutelu ini bukan baru, tapi sudah ada dari dulu turun temurun sejak nenek moyang, dimana masyarakat sekitar sana sudah melekat kepercayaan terhadap wetutelu karena pemikiran mereka takut akan azab yang langsung mereka rasakan di dunia, sebagai contoh beberapa hal yang mereka telah alami dan temui ketika seseorang yang kembali atau mencoba menjalankan ritual Islam(selain dari Wetutelu), seperti kita pada umumnya yang waktu lima misal shalat fardhu atau shalat jumat, ada sebagian dari mereka yang langsung sakit atau meninggal dan lain – lain, makanya mereka sangat percaya dengan “ujaran”(bukan ajaran,-red) nenek moyang, jika mereka meninggalkan akan menerima bencana yang langsung mereka terima seumur hidup!! Banyak orang beranggapan bahwa arti Wetutelu itu Waktu tiga, maksudnya untuk membedakan dengan kita yang waktu lima (shalat, - red), tapi ternyata Wetutelu itu artinya tiga konsep kemunculan ; lahir, bertelur, dan tumbuh (ga ngerti ya, J ), maksudnya kejadian di dunia seperti itu ada yang dilahirkan misal manusia, bertelur, dan tumbuh. Banyak diantara masyarakat ketika ditanyakan mengenai arti dari Wetutelu itu sendiri, mereka tidak berani mengatakan dan mengartikan karena khawatir salah, dan jika mereka salah mengatakan bisa mendatangkan bencana bagi hidupnya, pada akhirnya arti ini berhasil di dapat langsung dari pemuka agama mereka. Hehehe tapi heran juga nih kenapa penamaan ini jadi dikait – kaitkan sama Islam yaks….(btny2 jg???)

Praktek2 ritual yang mereka lakukan :
· Masy. Umum tidak melakukan shalat, hanya yang melakukan kiai (Wetutelu) di saat hari raya Idul fitri, Idul adha, dan mauled dan tidak semua lima waktu shalat di tunaikan
· Masy. Tidak melakukan puasa di masa bulan ramadhan puasa hanya di lakukan kiai (wetutelu)
· Hari – hari besar islam dilakukan dengan penanggalan yang berbeda dengan Islam formal misal, masy. Wetutelu merayakan idul fitri pada hari ketiga
· Masyarakat adat tidak mengenal ibadah haji ke mekah
· Cara berpakaian mereka seperti Sapu Puteq (ikat kepala putih) bagi para pemuka adat, dan ikat kepala batik bagi masyarakat umum. Cara berpakaian ini identik dengan cara berpakaian orang hindu
· Dan lain – lain , banyak sih….

Ada yang aneh lagi cara mereka bersyahadat :
Bismilahirahannirrahim ashadu alla ilaa ha ilallah wa ashadu anna Muhammadrasullullah, ashadu ingsun sinuruh sitoken anaksine norani pangeran anging Allah pangeran kang sabenere, lang ingsun lang nuruhi satulune nabi Muhammad utusan dening Allah

Ngerti ga nih artinya??pasti ga ya….sama dong..…J

Intinya mereka beribadah selalu mengikuti apa yang pemuka agama dari kalangan mereka sampaikan, karena apa yang diberikan oleh pemuka agama (menurut mereka) sudah sesuai dengan al Quran, maka itu ga bisa sembarangan orang untuk dapat menentukan ritual yang akan dijalankan, dan juga disana ada beberapa ritual yang mereka lakukan sudah tercampur dengan Hindu jadi kayak sinkretisme, dan yang pasti masyarakat disana menyakini jika mereka adalah orang Islam, meski ajaran – ajaran yang selama ini dilakukan tidak sama dengan ajaran Islam pada umumnya…..(Wallahu a’lam)

wuuaah bakal banyak deh kalau di bahas, segini aja yaks di kasih taunya…. J J J

Maka beruntunglah bagi kita yang telah diberikan Hidayah akan Islam yang benar ini oleh Allah ta’ala……hayuk – hayuk – hayuk…..tinggal kita jalankan saja, serta semangat mencari ilmu agama dan mengamalkan sedikit demi sedikit sesuai kemampuan……selalu menjalani kehidupan sesuai al Qur’an dan Sunnah Nabi yang shahih, tidak taklid buta dalam menjalankan, misal percaya dan mengikuti saja pada perkataan seseorang yang di anggap alim tanpa di dasari ilmu agama yang benar (seperti contoh diatas yang mereka hanya mengikuti apa kata kiai, - red)…dan semoga kita termasuk umat yang selalu Sami’na wa Tho’na (aku mendengar, dan aku taat) pada perintah Allah Subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya Shalallahu ‘alaihi wassalam……….Amiin

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home