Saturday, June 23, 2007

Ketika bimbang menghadapi lamaran?


Ini dia yang banyak melanda dikalangan
wanita muslimah, gelisah dan resah
sebelum dilamar. Melirik dan mengaca
setiap hari,…

mengapa jodoh belum juga
datang menghampiri?? Apa yang salah pada
dirinya? Usia dan waktu seakan saling
berlomba mendahuluinya. Tetapi, mengapa
pasangan hidupnya seakan lambat
mendatanginya?. Duhai Rabbi dimanakah
dia berada?? Keluhan, harapan dan
keinginan menari di dalam hati setiap
wanita yang belum juga mendapatkan
jodohnya. Akan tetapi ketika “sang
arjuna” datang menghampiri, tiba-tiba ia
merasa bimbang dan ragu. Dalam hati ia
berkata :Benarkah ia jodoh untukku?
Untuk dunia dan akhiratku?


Masalah menjadi bertambah keruh ketika
kita ini mengetahui dengan baik bahwa
orang yang datang melamar adalah seorang
laki-laki yang shalih. Dan, berdasarkan
fakta yang terjadi di lapangan, bila
orang yang melamar ini menyukai/senang
dengan fihak yang akan dinikahinya maka
hadits terkenal dibawah ini sering
dibawakan :Dari Abu Hurairah
radhiyallahu anhu dia berkata,
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam
bersabda: ”Apabila datang kepada kalian
orang yang kalian ridha akan agama dan
akhlaknya maka nikahkanlah ia. Jika
tidak, maka akan terjadi fitnah dan
kerusakan yang besar di permukaan bumi”
(HR. Tirmidzi)



Maka jadilah si muslimah ini ragu dan
takut menolak lamaran tersebut. Padahal
hadits diatas khithabnya adalah
ditujukan kepada si wali wanita (yang
berhak menikahkan orang yang berada
dalam perwaliannya) bukan kepada si
pelamar. Sedangkan si wanita itu sendiri
ia berhak membatalkan lamaran (khitbah)
walaupun orang yang melamarnya adalah
seorang laki-laki yang shalih (baik
agamanya) namun ternyata ia tidak
menyukainya. Berdasarkan hadits :

Seorang janda tidaklah dinikahkan
sehingga dimintai pendapatnya. Tidak
pula seorang gadis dinikahkan kecuali
setelah diminta izinnya..." (HR.
Bukhari, Muslim dan tirmidzi, hasan
shahih, Al-jami’ fi fiqhi an-Nisaa
hal:400).


Dalam hadits lain dikatakan, ada seorang
gadis menemui Rasulullah lalu bercerita
tentang ayahnya yang menikahkannya
dengan orang yang tidak ia sukai, maka
Rasulullah memberi hak kepadanya untuk
memilih.... [HR Ahmad, Abu Dawud, & Ibnu
Majah, lihat Kitab Bulughul Maram hadits
no 1016]



Saudariku muslimah,..bila memang hatimu
tidak suka maka janganlah engkau merasa
ragu dan bimbang. Apalagi segan atau
takut untuk membatalkan lamaran itu.
Jangan merasa tidak enak, nanti akan
mengecewakan keluarga laki-laki dan
mungkin fitnah yang timbul akibat
pembatalan itu. Engkau yang akan
menikah, engkau yang akan menjalani
hidup bersamanya,bukan orangtuamu, bukan
tetanggamu, atau masyarakat di
sekitarmu. Hilangkan semua
perasaan-perasaan tidak enak yang
berkecamuk dalam dadamu. Yakinlah
terhadap pilihanmu bila memang engkau
tidak suka maka jangan ragu-ragu untuk
menolaknya. Itu semua untuk kebaikan
agamamu, kebahagiaan dunia dan akhiratmu.


Semoga Allah segera menghadirkan calon
yang sesuai dengan idaman hati kita
sebagaimana doa yang kita panjatkan
kepada-Nya. Amin ya,..Mujibas Sailin.
Wallahu a’lam bish-shawwab.

Thursday, June 07, 2007

.....Pemutus Kenikmatan

Innalillahi Wa Inna ‘Ilaihi Raji’un …

BEberapa waktu kalimat ini berurutan hadir pada diriku, dan selalu memulai setiap SMS yang kuterima, aku tak menyangka bahwa salah satu teman dulu semasa kuliah dan ibu dari teman ku harus mengakhiri hidupnya….

Kaget mungkin kurasa kali ini, temanku yang masih relatif muda kini tak lagi kan kulihat senyumnya. Yah pernahkah kita berpikir dan ingat bahwa hidup dan waktu yang kita lalui tak akan pernah kita tahu nantinya, dan apakah kita telah memanfaatkan waktu yang sudah diberikan untuk sesuatu yang bermanfaat , terutama yang paling penting, adakah disela – sela waktu tersebut kita melakukan keta’atan kepada Allah Azza wa Jalla??

Ya Mari kita renungi sejenak, ………………tidakkah kematian merupakan pemutus segala kenikmatan dunia

Untuk teman-ku semoga Allah lapangkan kubur – mu, mengampuni dosa2 – mu, dan menerima segala amalan yang telah kau lakukan. Di usia yang sangat muda, segala harapan dan cita2 pun kini telah kau akhiri.

Kabar ttg dirimu menjadi sebuah pelajaran dan pengingat akan pentingnya waktu yang dilewati, Umur merupakan suatu kesempatan yang telah Allah Ta’ala berikan untuk kita yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban, hal ini berkaitan pula dengan waktu yang kita jalani, apakah telah dilakukan untuk beribadah? Atau hanya hal yang sia2? Ya Cuma kita yang tau.

Membaca sebuah Hadits, Dari Abu Barzakh al Aslami Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“ Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba (menuju batas shiratal mustaqim) hingga ditanyakan : 1. tentang umurnya untuk apa ia habiskan, 2. ilmunya, untuk apa ia amalkan, 3. hartanya, darimana ia peroleh dan kemana ia habiskan, dan 4. badannya, untuk apa ia gunakan. (hadits Shahih, riwayat Imam Darimi dan Tirmidzi)